TEORI PEMBENTUKAN BUMI

TEORI PEMBENTUKAN BUMI


Kondisi Bumi pada awal terbentuknya berbeda dengan kondisi sekarang. Pada saat itu, bahan Bumi masih homogen atau seragam tanpa benua dan samudera. Unsur yang ada di dalamnya terdiir dari silikon, oksida besi, magma dan sebagian kecil berupa unsur kimia lainnya. 


Pada awal pembentukan seluruh bagian planet Bumi relatif dingin, namun lama kelamaan meningkat suhunya menjadi seperti saat ini. Sejumlah ahli memberikan penjelasan dengan mengajukan tiga faktor penyebab naiknya suhu di Bumi, yaitu karena adanya akresi, kompresi dan disintegrasi atau penguraian unsur-unsur radiokatif.

Akresi adalah penambahan panas karena bumi dihujani pleh benda-benda angkasa. Energi dari benda-benda angkasa tersebut berubah menjadi panas. Kompresi adalah proses pemadatan Bumi karean gaya gravitasi. Bagian dalam bumi menerima tekanan yang lebih besar dibanding bagian luarnya. Tingginya suhu pada bagian inti Bumi mengakibatkan unsur besi mencair. Sedangkan disintegrasi adalah proses penguraian unsur-unsur radioaktif seperti uraniu, thorium dan potasium, dimana pada saat proses penguraian diiringi dengan proses pelepasan panas. 

Gaya dan proses yang terjadi di dalam bumi akan dapat menyebabkan terbentuknya berbagai macam bentuk muka bumi, seperti terjadinya daratan (benua), pegunungan dan perbukitan, cekungan, elmbah, tebing, dan lain-lainnya yang merupakan relief muka bumi. Gaya dan proses yang terjadi didalam bumi tersebut tidak dapat diamati atau diselidiki secara langsung dan oleh karena itu perlu suatu metode dan pendekatan yang dapat menghasilkan suatu teori/hipotesis.


Teori Pembentukan Bumi

  1. Teori Kontraksi dan Pemuaian (Contraction and Expasion Theory)
  2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)
  3. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)
  4. Teori Konveksi (Convection Theory)
  5. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)

1. Teori Kontraksi dan Pemuaian (Contraction and Expasion Theory)

Teori ini pada awalnya dicetuskan oleh Descrates (1596-1650) dan kemudian di dukung oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Descrates menyebutkan bahwa bumi terus mengalami penyusutan dari masa ke masa karena adanya proses pendinginan. Akibat dari proses penyusutan ini permukaan bumi mengkerut dan terbentuklah relief berupa gunung, lembah dan dataran. Analogi teori ini di adopsi dari kulit buah apel yang mengering. Dari teori ini dapat dijelaskan mengenai proses terbentuknya lipatan pada permukaan bumi, namun teori belum dapat menjelaskan proses terbentuknya daerah-daerah tekanan.

2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)

Teori yang dikemukakan oleh Edward Zuess pada tahun 1884 ini menyebutkan bahwa bumi ini pada awalnya terdiri atas dua benua yang sangat besar yaitu Laurasia di bagian kutub utara dan Gondwana pada bagian kutub selatan. Kedua benua ini terus mengalami pergerakan ke arah ekuator bumi hingga pada akhirnya terpecah menjadi beberapa benua yang lebih kecil. Disebutkan Laurasia terpecah menjadi benua Asia, Eropa dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi benua Afrika, Australia dan Amerika Selatan.

3. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)

Pada tahun 1912, Alfred Wegner mencetuskan teori pengapungan benua ini. Ia menyebutkan bahwa pada awalnya hanya terdapat satu benua yang sangat besar dimuka bumi yang disebut Pangea. Kemudian Pangea ini terpecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan sentripugal dari rotasi bumi menyebabkan pecahan-pecahan pangea tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung dengan bukti-bukti bahwa terdapatnya kesamaan garis pantai, batuan dan fosil antara Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur.




4. Teori Konveksi (Convection Theory)

Teori konveksi ini pertama kali dicetuskan oleh Arthur Holmes sekitar tahun 1927 dan kemudian dikembangkan oleh Harry H. Hess dan Robert Diesz. Teori ini menyebutkan bahwa terdapat arus konveksi dari dalam mantel bumi yang terdiri dari massa berupa lava. Ketika arus konveksi ini membawa lava sampai ke permukaan bumi di bagian punggung tengah samudra (mid oceanic ridge), akan menyebabkan lava tersebut membeku dan membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lama. Teori ini didukung dengan adanya bukti bahwa terdapatnya bagian mid oceanic ridge itu sendiri, seperti mid Atlantic Ridge dan Pasific Atlantic Ridge. Selain itu berdasarkan sebuah penelitian mengenai umur laut juga dibuktikan bahwa semakin jauh dari punggung tengah samudera, umur batuan-batuannya semakin tua.

5. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)

Teori yang dikemukakan oleh Tozo Wilson sekitar tahun 1965 ini menyebutkan bahwa kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer, dan lempeng-lempeng pembentuk kulit bumi ini selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi dari lapisan astenosfer.

Litosfer bumi terdiri dari dua lempeng yaitu lempeng benua dan lempeng samudera. Lempeng samudera tersusunn oleh batuan basa yang dapat dijumpai di dasar samudera, sedangkan lempeng benua tersusun oleh batuan asam.


Berdasarkan arah pergerakan lempeng tektonik ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
  1. Gerak Konvergen yaitu berupa gerakan saling bertubrukan antar lempeng tektonik, baik lempeng benua maupun lempeng samudra. Beberapa pegunungan seperti Himalaya muda, Alpen, Rocky dan Andes disebut merupakan relief yang terbentuk akibat proses kenvergensi ini.
  2. Gerak Divergen, yaitu Gerakan lempeng dimana lempeng bergerak saling menjauh, dengan gaya yang bekerja pada gerakan ini adalah gaya tarik (tensional). Perbedaan ini menyebabkan magma naik dari pusat bumi, membentuk dasar lautan atau kerak samudera. Contohnya adalah MOR (Mid Ocean Ridges) di dasar Samudera Atlantik;
  3. Sesar Mendatar (Transform), yaitu gerakan berlawanan arah yang menyebabkan terjadinya pergesekan antar lempeng tektonik. Sesar San Andreas yang terbentang sepanjang 1.200 km merupakan salah satu relief yang terbentuk akibat adanya proses transform ini.

1. Gerak konvergen 

2. Gerak Divergen

3. Sesar Mendatar (Transform)


Indonesia merupakan daerah yang rawan gempabumi sanak. Hal tersebut disebabkan oleh pertemuan tiga lempeng tektonik di Indonesia. Sudah tahu lempeng apa saja yang bertemu? Simak infografis berikut ini


Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Menurut kamu Apa dampak dari gerak konvergen, divergen dan transform dalam kehidupan? Jelaskan!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGERTIAN GEOGRAFI

KARAKTERISTIK LAPISAN BUMI

PENGINDERAAN JAUH

KONSEP GEOGRAFI

OBJEK GEOGRAFI